Selasa, 30 April 2013

ARVEN Arsitektur Vernakular

Arsitektur Vernakular

  Pengertian
Kata Vernakular berasal dari vernaculus (latin) berarti asli (native). Maka vernakular arsiektur dapat diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat. Paul Oliver dalam bukunya Ensikolopedia Arsitektur Vernakular menjabarkan bahwa arsitektur vernakular konteks dengan lingkungan sumber daya setempat yang dibangun oleh suatu masyarakat dengan menggunakan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tantanan budaya masyarakat dari masyarakat tersebut. Arsitektur vernakular ini terdiri dari rumah dan bangunan lain seperti lumbung, balai adat dan lain sebagainya.
Beberapa rangkuman pengertian vernakular arsitektur :
o       Vernacular architecture owes its spectacular longevity to a constant redistribution of hard-won knowledge, channeled into quasi-instinctive reactions to the outer world.
o       Vernacular architecture is the manual-artisan culture of building, based on tectonic logic..."
o       Building is a craft culture which consists in the repetition of a limited number of types and in their adaptation to local climate, materials and custom.
o       Vernacular buildings are built by ordinary people who possess principles, or patterns, that have traditionally been handed over from generation to generation. A living pattern language is essential to true vernacular construction by those not trained in architecture.
Dalam hal ini, pengertian vernakular arsitektur sering juga disamakan dengan arsitektur tradisional. Josep Prijotomo berpendapat bahwa secara konotatif kata tradisi dapat diartikan sebagai pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat atau pewarisan budaya yang turun temurun dari generasi ke generasi. Kemudian, Ismunandar menjelaskan bahwa arsitektur traditional, yang diturunkan dari generasi ke generasi. Arsitektur dan bangunan tradisional merupakan hasil seni budaya tradisional, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia budaya tradisional, yang mampu memberikan ikatan lahir bathin. Di dunia global, kata tradisional sering digunakan untuk membedakan dengan modern. Di Indonesia, sebutan yang berasal dari kata Belanda “ traditionell Architectuur”, pada waktu itu istilah ini diberikan untuk karya-karya arsitektur asli daerah di Indonesia, salah satu alasannya adalah untuk membedakan jenis arsitektur yang timbul dan berkembang dan merupakan karakteristik suku-suku bangsa di Indonesia dari jenis arsitektur yang tumbuh dan berkembang atas dasar pemikiran dan perkembangan arsitektur di Eropa, khususnya arsitektur kolonial Belanda.
Kata tradisional berasal dari kata tradisi yang di Indonesia sama artinya dengan adat (custom), kata adat ini di adopsi dari bahasa Arab. Sehingga seringkali bangunan tradisional disebut dengan “rumah adat.” Pada prinsipnya, baik di dunia global dan Indonesia, kata tradisional diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Selain itu, istilah-istilah lain sering bersentuhan arti dan maknanya dengan vernakular arsitektur yaitu arsitektur rakyat (Folk Architecture), arsitektur lokal atau kontekstual (indigenous architecture) bahkan ada juga yang kemiripan dengan arsitektur alamiah (spontanous architecture). Secara garis arsitektur rakyat diartikan sebagai arsitektur yang menyimbolkan budaya suatu suku bangsa dengan beberapa atribut yang melekat dengannya. Sementara itu, arsitektur lokal atau kontekstual, adalah arstektur yang beradaptasi dengan kondisi budaya, geografi, iklim dan lingkungan dan arsitektur alamiah adalah arsitektur yang dibangun oleh satu masyarakat berdasarkan proses alamiah seperti kebutuhan dasar manusia.
Terdapat beberapa perdebatan tentang sebutan yang tepat bagi arsitektur Indonesia ini, akan tetapi karena kemiripan makna dan arti satu dengan yang lainnya yang semuanya terangkum dalam pengertian arsitektur vernakular seperti yang di jelaskan oleh Paul Oliver dalam bukunya Ensiklopedia Vernacular Architecture, maka penggunaan istilah vernakular menjadi pilihan dalam buku ajar ini.
Maka dapat dipahami bahwa pada dasarnya prinsip arsitektur Neo-Vernakular adalah melestarikan unsur-unsur lokal sehingga bentuk dan sistemnya terutama yang berkaitan dengan iklim setempat, seperti penghawaan, pencahayaan alami, antisipasi terhadap hujan. Prinsip dari arsitektur Neo-Vernakular ini adalah metode pendekatan terhadap regionalisme yang merupakan aspek mendasar. Dalam pendekatan ini arsitektur Neo-Vernakular yang digunakan adalah arsitektur tradisional Jawa Tengah.
2.1.2.     Pendekatan Arsitektur Neo - Vernakular
Yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendekatan dalam arsitektur neo- vernacular adalah :
·         Interpretasi desain yaitu pendekatan melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur setempat yang dimasukkan kedalam proses perancangan yang terstruktur lalu kemudian diwujudkan dalam bentuk yang termodifikasi sesuai dengan zaman sekarang.
·         Ragam dan corak desain yang digunakan adalah dengan pendekatan simbolisme, aturan, dan tipologi untuk memberikan kedekatan dan kekuatan pada desain.
·         Struktur tradisional yang digunakan mengadaptasi bahan bangunan yang ada didaerah dan menambah elemen estetis yang diadaptasi sesuai dengan fungsi bangunan.
Prinsip Desain Arsitektur Neo - Vernakular
Adapun prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci, yaitu :
a.       Hubungan Langsung ; merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.
b.       Hubungan Abstrak ; meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
c.       Hubungan Lansekap; mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim
d.       Hubungan Kontemporer ; meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur
e.       Hubungan Masa Depan ; merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.
Penerapan Arsitektur Neo - Vernakular
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa penerapan arsitektur Neo-Vernakular terdiri dari 2 aspek yaitu : aspek fisik dan non fisik, dimana implementasi terhadap perancangan bangunan kedua aspek tersebut diterapkan sendiri-sendiri maupun bersama-sama membentuk suatu komposisi rancang bangun yang komprehensif.
a.       Aspek Fisik
Yang dimaksud aspek fisik disini adalah bentuk tampilan bangunan yang dilihat keberadaanya dengan mata dan mempunyai wujud dan bentuk tertentu. Kemudian bila kita kaitkan dengan aspek fisik dalam penerapan arsitektur Neo-Vernakular yang meliputi lokasi dan tapak, bentuk bangunan, bahan bangunan dan kontruksi. Berarti bahwa elemen-elemen tersebut yang merupakan suatu respon terhadap alam pada bangunan tradisional masa lalu, ditampilkan kembali pada bangunan modern dengan fungsi pada elemen-elemen tersebut tetap sama yaitu : sebagai suatu usaha/respon sebuah bangunan modern terhadap kondisi lingkungan dan iklim setempat.
Elemen-elemen yang dapat dieksplorasi ke dalam arsitektur modern meliputi :
1)      Bentuk bangunan
Pada masa lalu bangunan rumah tradisional umumnya mempunyai atap yang tinggi dan tritisan yang lebar, hal ini sebagai salah satu cara mengatasi curah hujan yang tinggi dan mengantisipasi terhadap panas matahari. Kemudian implementasi dalam bangunan modern penggunaan atap yang tinggi dan lebar merupakan suatu bentuk transformasi dari bentuk-bentuk vernacular.

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...