Arsitektur Vernakular
Pengertian
Kata
Vernakular berasal dari vernaculus (latin) berarti asli (native). Maka
vernakular arsiektur dapat diartikan sebagai arsitektur asli yang
dibangun oleh masyarakat setempat. Paul Oliver dalam bukunya
Ensikolopedia Arsitektur Vernakular menjabarkan bahwa arsitektur
vernakular konteks dengan lingkungan sumber daya setempat yang dibangun
oleh suatu masyarakat dengan menggunakan teknologi sederhana untuk
memenuhi kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan
tantanan budaya masyarakat dari masyarakat tersebut. Arsitektur
vernakular ini terdiri dari rumah dan bangunan lain seperti lumbung,
balai adat dan lain sebagainya.
Beberapa rangkuman pengertian vernakular arsitektur :
o Vernacular
architecture owes its spectacular longevity to a constant
redistribution of hard-won knowledge, channeled into quasi-instinctive
reactions to the outer world.
o Vernacular architecture is the manual-artisan culture of building, based on tectonic logic..."
o Building
is a craft culture which consists in the repetition of a limited number
of types and in their adaptation to local climate, materials and
custom.
o Vernacular
buildings are built by ordinary people who possess principles, or
patterns, that have traditionally been handed over from generation to
generation. A living pattern language is essential to true vernacular
construction by those not trained in architecture.
Dalam
hal ini, pengertian vernakular arsitektur sering juga disamakan dengan
arsitektur tradisional. Josep Prijotomo berpendapat bahwa secara
konotatif kata tradisi dapat diartikan sebagai pewarisan atau penerusan
norma-norma adat istiadat atau pewarisan budaya yang turun temurun dari
generasi ke generasi. Kemudian, Ismunandar menjelaskan bahwa arsitektur
traditional, yang diturunkan dari generasi ke generasi. Arsitektur dan
bangunan tradisional merupakan hasil seni budaya tradisional, yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia budaya
tradisional, yang mampu memberikan ikatan lahir bathin. Di dunia global,
kata tradisional sering digunakan untuk membedakan dengan modern. Di
Indonesia, sebutan yang berasal dari kata Belanda “ traditionell
Architectuur”, pada waktu itu istilah ini diberikan untuk karya-karya
arsitektur asli daerah di Indonesia, salah satu alasannya adalah untuk
membedakan jenis arsitektur yang timbul dan berkembang dan merupakan
karakteristik suku-suku bangsa di Indonesia dari jenis arsitektur yang
tumbuh dan berkembang atas dasar pemikiran dan perkembangan arsitektur
di Eropa, khususnya arsitektur kolonial Belanda.
Kata
tradisional berasal dari kata tradisi yang di Indonesia sama artinya
dengan adat (custom), kata adat ini di adopsi dari bahasa Arab. Sehingga
seringkali bangunan tradisional disebut dengan “rumah adat.” Pada
prinsipnya, baik di dunia global dan Indonesia, kata tradisional
diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan secara turun temurun dari
generasi ke generasi.
Selain
itu, istilah-istilah lain sering bersentuhan arti dan maknanya dengan
vernakular arsitektur yaitu arsitektur rakyat (Folk Architecture),
arsitektur lokal atau kontekstual (indigenous architecture) bahkan ada
juga yang kemiripan dengan arsitektur alamiah (spontanous architecture).
Secara garis arsitektur rakyat diartikan sebagai arsitektur yang
menyimbolkan budaya suatu suku bangsa dengan beberapa atribut yang
melekat dengannya. Sementara itu, arsitektur lokal atau kontekstual,
adalah arstektur yang beradaptasi dengan kondisi budaya, geografi, iklim
dan lingkungan dan arsitektur alamiah adalah arsitektur yang dibangun
oleh satu masyarakat berdasarkan proses alamiah seperti kebutuhan dasar
manusia.
Terdapat beberapa perdebatan tentang sebutan yang tepat bagi arsitektur Indonesia
ini, akan tetapi karena kemiripan makna dan arti satu dengan yang
lainnya yang semuanya terangkum dalam pengertian arsitektur vernakular
seperti yang di jelaskan oleh Paul Oliver dalam bukunya Ensiklopedia
Vernacular Architecture, maka penggunaan istilah vernakular menjadi
pilihan dalam buku ajar ini.
Maka
dapat dipahami bahwa pada dasarnya prinsip arsitektur Neo-Vernakular
adalah melestarikan unsur-unsur lokal sehingga bentuk dan sistemnya
terutama yang berkaitan dengan iklim setempat, seperti penghawaan,
pencahayaan alami, antisipasi terhadap hujan. Prinsip
dari arsitektur Neo-Vernakular ini adalah metode pendekatan terhadap
regionalisme yang merupakan aspek mendasar. Dalam pendekatan ini
arsitektur Neo-Vernakular yang digunakan adalah arsitektur tradisional
Jawa Tengah.
2.1.2. Pendekatan Arsitektur Neo - Vernakular
Yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendekatan dalam arsitektur neo- vernacular adalah :
· Interpretasi
desain yaitu pendekatan melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan
arsitektur setempat yang dimasukkan kedalam proses perancangan yang
terstruktur lalu kemudian diwujudkan dalam bentuk yang termodifikasi
sesuai dengan zaman sekarang.
· Ragam
dan corak desain yang digunakan adalah dengan pendekatan simbolisme,
aturan, dan tipologi untuk memberikan kedekatan dan kekuatan pada
desain.
· Struktur
tradisional yang digunakan mengadaptasi bahan bangunan yang ada
didaerah dan menambah elemen estetis yang diadaptasi sesuai dengan
fungsi bangunan.
Prinsip Desain Arsitektur Neo - Vernakular
Adapun prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci, yaitu :
a. Hubungan
Langsung ; merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap
arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan
sekarang.
b. Hubungan
Abstrak ; meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat
dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
c. Hubungan Lansekap; mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim
d. Hubungan Kontemporer ; meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur
e. Hubungan Masa Depan ; merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.
Penerapan Arsitektur Neo - Vernakular
Seperti
yang telah disebutkan di atas bahwa penerapan arsitektur Neo-Vernakular
terdiri dari 2 aspek yaitu : aspek fisik dan non fisik, dimana
implementasi terhadap perancangan bangunan kedua aspek tersebut
diterapkan sendiri-sendiri maupun bersama-sama membentuk suatu komposisi
rancang bangun yang komprehensif.
a. Aspek Fisik
Yang
dimaksud aspek fisik disini adalah bentuk tampilan bangunan yang
dilihat keberadaanya dengan mata dan mempunyai wujud dan bentuk
tertentu. Kemudian bila kita kaitkan dengan aspek fisik dalam penerapan
arsitektur Neo-Vernakular yang meliputi lokasi dan tapak, bentuk
bangunan, bahan bangunan dan kontruksi. Berarti bahwa elemen-elemen
tersebut yang merupakan suatu respon terhadap alam pada bangunan
tradisional masa lalu, ditampilkan kembali pada bangunan modern dengan
fungsi pada elemen-elemen tersebut tetap sama yaitu : sebagai suatu
usaha/respon sebuah bangunan modern terhadap kondisi lingkungan dan
iklim setempat.
Elemen-elemen yang dapat dieksplorasi ke dalam arsitektur modern meliputi :
1) Bentuk bangunan
Pada
masa lalu bangunan rumah tradisional umumnya mempunyai atap yang tinggi
dan tritisan yang lebar, hal ini sebagai salah satu cara mengatasi
curah hujan yang tinggi dan mengantisipasi terhadap panas matahari.
Kemudian implementasi dalam bangunan modern penggunaan atap yang tinggi
dan lebar merupakan suatu bentuk transformasi dari bentuk-bentuk
vernacular.